Kepadakami, Putri, pada Senin (24/2/2020) menceritakan pengalaman pertama kali terlibat dalam Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran. "Tahun 2010 aku mulai gabung menjadi volunter Java Jazz karena jadwal kuliah yang longgar, sehingga mulai mencari aktivitas lain," ujarnya. SimprugGallery Blok A1 Jl. Teuku Nyak Arief No.10 Jakarta Selatan 12220 Indonesia +62 21 727 836 01/02 Ext. 193/195 Buatsaya musik adalah teman yang tak pernah mengeluh and mood booster terbaik. Kalo enak yah dengerin aja. Nonton konser pertama saya adalah Java Rockingland, beberapa kali (kok sekarang sudah ga ada lagi yah). Java Jazz juga pernah dengan mengajak Ayah saya, dan beliau menikmatinya. Untungnya saya dan istri punya selera musik yang sama. SobatMuda akan bertugas memotret event Java Jazz Festival 2019 sesuai brief untuk melengkapi tulisan reporter di situs muda.kompas.id. Kirimkan 3 contoh foto terbaik kamu yang berkaitan dengan foto panggung, foto dengan tema musik, ataupun foto event. Spesifikasi foto jpg high resolution 300 dpi. Sobat Muda memilih tanggal availability (pilih Its my experiences being volunteer in Java Jazz Festival 2016 (Part 2) my precious id card. [Day 1] Hari pertama, yaitu hari Jumat, 4 Maret 2016. Gue berangkat dari Bogor jam 9 pagi, dan sampai sana jam 11 siang-an lewat. Hari pertama masih pada awkward karena itu kedua kalinya kita full team ketemu (bahkan ada yang baru dateng karena apa penyebab tv tidak mau nyala tapi lampu power hidup. General When will the festival be held? The 2023 edition of the Jakarta International BNI Java Jazz Festival will take place from Friday, June 2 to Sunday, June 4. Where will the festival be held? The Festival will be held at JIExpo Kemayoran, Jl. H. Benyamin Sueb Pademangan Tim., Kec. Pademangan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14410 When will the 2023 lineup be announced? The festival's lineup has already been made public and is available online Click here to see lineup Will you be posting set times in advance? Yes. Near the event dates, set timings will be published on the official Java Jazz Festival app and festival official website What time will the Festival gate be opened? Each festival day, at 1630 WIB, the gate will open. Please check the schedule as soon as the information becomes available Can I bring my drone, selfie sticks, tripod, and camera to the festival? You are not allowed to bring a drone, selfie sticks, a tripod, a professional camera defined as one with a detachable lens, or a video camera. Who should I get in touch with if I want to sponsor or rent space for food? Please send an email to adminmarketing Media How do I become a media partner? Please send an email to adminpromo I’m a member of the press, how do I make arrangements for a media pass? The media registration period for covering the event has not yet begun. The media pass application will be made available soon. Volunteer Program Will the Festival have a volunteer program? Yes and an announcement will be forthcoming. Follow our social media channels for updates. Tickets Where can I buy the Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023 tickets? The official tickets of the festival is sold at or Can tickets be purchased at physical stores? All tickets will only be available online on our official website What is a special show ticket? In addition to your Daily Pass, you will need a Special Show ticket to attend a Special Show. Remember that the Daily Pass tickets must be for the same day as the Special Show you plan to see. The special show ticket does not give entrance to the festival and is only valid for the Special Show. How many tickets can I buy? There is a limit of four tickets per ticket type per account. Can I purchase tickets for another person? You very definitely can. All festival attendees, however, are required to register and submit current, correct personal information for each ticket user. I obtained my tickets from a stranger scalper, friend, etc.. How can I be sure they are true and will function? You cannot. We urge you only buy at our official online ticket box. If I unexpectedly found I couldn't attend the festival, may I transfer my ticket to someone else or get a refund? Regrettably, no. Each ticket should be registered using the user's accurate and legitimate personal information. The name on the tickets should correspond to the name of the event attendee. Tickets that has been purchased cannot be exchanged nor refunded for any reason. A ticket cannot be replaced or refunded unless the organizer agrees and only for the circumstances listed in the terms and conditions. Can I switch day after I purchased my daily pass? No you cannot. Hotel Is there any hotels near venue? Yes, there are so many options for hotels around JiExpo, Kemayoran. The hotel list can be found here Coba ingat lagi, Java Jazz Festival adalah pagelaran konser yang paling awet di Indonesia lho. Telah menggebrak tanah air sejak tahun 2005, kini Java Jazz sudah berusia 15 tahun guys! Kira-kira kenapa sih Java Jazz Festival begitu awet’ di kalangan pencinta musik? Berikut ini 5 Tempatnya nyaman bangetIDN Times/Karsa Adiguna Java Jazz Festival rutin diadakan di Jakarta International Expo Kemayoran. Lokasi yang sudah jadi langganan acara-acara akbar ini punya fasilitas yang cukup lengkap. Pihak Java Festival Production sebagai promotor Java Jazz Festival pun memastikan pengunjung bisa menikmati penampilan musisi-musisi jazz dengan nyaman. Bahkan, kamu mau nonton sambil tidur-tidur manja pun bisa karena venue yang luas Banyak pilihan panggung sesuai seleraIDN Times/Karsa Adiguna Salah satu hal yang bikin Java Jazz Festival ini seru adalah tersedianya banyak panggung yang menampilkan beragam musisi, baik lokal maupun internasional. Para pengunjung memiliki kebebasan untuk memilih penampilan siapa yang ingin mereka tonton. Jadwal pun tersedia lengkap di website dan aplikasi Java Jazz Festival. 3. Musisi-musisi yang diundang berkelas bangetIDN Times/Karsa Adiguna Ini dia yang bikin salut, Java Jazz Festival mampu mengombinasikan lineup lokal dan internasional dengan begitu apik, sehingga nggak ada penonton yang dibuat bosan. Salah satunya seperti yang dihadirkan pada panggung MLDSPOT tiga hari perayaan, MLDSPOT Hall dihiasi oleh penampilan musisi-musisi kenamaan. Pada hari pertama, panggung megah ini menjadi saksi penampilan Benny Likumahuwa Connection yang dikomandani sang anak Barry Likumahuwa, T-Square asal Jepang yang musiknya lively banget, The Free Nationals yang bikin para penonton berdansa, dan RINI yang membius Times/Karsa Adiguna Hari kedua, ada penampilan Andmesh yang bikin penonton nggak mampu menahan diri untuk sing-along, MLDJAZZPROJECT Season 4 featuring Fariz RM, Humania, dan Potret yang mengajak penonton bernostalgia sambil berdansa, Jaz yang tampil atraktif, dan PREP yang sukses bikin MLDSPOT Hall penuh sesak hingga tengah malam. IDN Times/Karsa Adiguna Nah, di hari ketiga, MLDSPOT Hall menjadi saksi penampilan Nania dengan vocal-nya yang powerful, Church yang memadukan unsur elektronik dengan instrumen klasik, MLDJAZZPROJECT All Star yang turut menggandeng Arta, Moneva, dan Devinta dari Indonesia Creative Incorporated hasil kerja sama BEKRAF dengan 88rising, serta dipuncaki oleh penampilan Brass Against yang eksplosif. Tuh guys, kurang berkelas apa lagi musisi-musisi yang tampil di Java Jazz Festival. Pantas event ini pecah banget!4. Pengalaman konser yang utuh’IDN Times/Anindya Roswita Putri Dalam gelaran Java Jazz Festival 2020, MLDSPOT turut serta membawa MLDSPOT Stage Bus Jazz Performance yang menghadirkan sejumlah musisi kenamaan tanah air. Di panggung ini, jarak antara musisi dan penonton seolah melebur sehingga menghadirkan suasana konser yang lebih Stage Bus Jazz Performance dihiasi oleh penampil-penampil seperti MALIQ & D'ESSENTIALS, Efek Rumah Kaca, Sal Priadi, Barry Likumahuwa, Bass G, Tuan Tigabelas, Mawar de Jongh, Tashoora, dan Saxx in the City. Selain itu, band jebolan kompetisi MLDJAZZPROJECT seperti DREIKIDS dan The Good People pun turut membuat panggung MLDSPOT Stage Bus Jazz Performance semakin groovy. IDN Times/Karsa Adiguna Panggung MLDSPOT Stage Bus Jazz Performance juga jadi saksi sejarah lho. Soalnya, ini adalah panggung Java Jazz pertama bagi beberapa musisi seperti Efek Rumah Kaca, Tuan Tigabelas, dan Mawar de menampilkan karya-karya terbaiknya, para musisi ini juga ikut menyampaikan pesan-pesan positif. Contohnya seperti Tuan Tigabelas yang mengingatkan pentingnya untuk menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Lalu, ada juga Tashoora yang mengingatkan kita untuk selalu memanusiakan manusia. Nggak lupa, ada juga Efek Rumah Kaca dengan lagu-lagunya yang kontemplatif. Ini dia yang bikin pengalaman konser terasa lebih 'utuh'.5. Banyak activity seru yang bikin Java Jazz Festival terasa unik setiap tahunnyaIDN Times/Karsa Adiguna Dalam area JIExpo Kemayoran yang luas ini, ada sejumlah activity atau kegiatan seru yang menarik untuk di-explore. Mulai dari selfie spot, lelang alat musik, hingga instalasi yang disiapkan khusus. Salah satunya adalah instalasi Tenda Harmoni yang dihadirkan oleh MLDSPOT. Wah, ada apa saja ya di dalamnya?IDN Times/Karsa Adiguna Setiap pengunjung yang masuk ke dalam Tenda Harmoni bisa menikmati ragam activity seru. Pertama, mereka bisa menikmati silent koplo bersama Pemuda Sinarmas sang cassete jockey. Kedua, mereka bisa menciptakan harmonisasi musik dalam instalasi Ngamenin Musisi. Instalasi Ngamenin Musisi ini juga tersebar di tiga titik area Java Jazz Festival. Di sini, para pengunjung bisa ikutan main dan dapatkan hadiah menarik. Nah yang ketiga, mereka bisa bikin video TikTok dengan teknologi video mapping di Gang Buntu. Keempat, mereka juga bisa mendapatkan kaos dan gantungan kunci custom sesuai keinginan mereka. Makanya, bagi kamu yang nggak datang ke Tenda Harmoni persembahan MLDSPOT ini, sayang banget!Itu dia 5 alasan kenapa Java Jazz Festival jadi konser paling awet di Indonesia. Jadi, nggak heran deh kalau konser ini mampu bertahan hingga 15 tahun. Nah, buat kamu yang ingin merasakan keseruan-keseruan di atas, wajib banget datang ke Java Jazz Festival selanjutnya. Psst, pastinya MLDSPOT juga akan menyiapkan kejutan seru untukmu lho. See you next year ya, guys! Kali ini gue akan berbagi sedikit pengalaman gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016 yang diselenggarakan 4, 5, dan 6 Maret kemarin. Dari sekian banyaknya divisi yang ada, gue berada di divisi F&B. Beberapa teman volunteer di divisi F&B sudah kuliah di semester 6 dan 7. Bisa dibilang, gue yang paling muda disitu. Oya buat kalian yang gak tau apa itu F&B, gue akan kasih tau. F&B itu singkatan dari Food & Beverages. Jadi selama event berlangsung, tugas gue sebagai volunteer di divisi F&B adalah menjual product food and beverages milik sponsor acara. Fasilitas yang diperoleh setiap volunteer selain bisa masuk JJF gratis selama tiga hari adalah name tag, baju crew, konsumsi, fasilitas menginap di hotel bintang empat, dan pastinya bisa nonton stage mana pun dengan bebas. Tapi sebagai volunteer, jadwal menonton yang bisa diperoleh gak sebebas-bebas yang kalian mau. Harus ada giliran pergantian nonton antar sesama volunteer tiap divisi karena volunteer gak pake sistem shift. Oke, selama tiga hari acara berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, gue bertemu dengan puluhan musisi dan artis. Keuntungan lainnya menjadi volunteer adalah bisa mengajak foto artis yang kita temui dengan pede karena sama-sama memakai name tag. Bedanya ya cuma tulisan crew’ di name tag kita dan tulisan artist’ di name tag mereka. Kapan lagi bisa dapet kesempatan langka kayak gini? Di hari pertama, gue sempat menonton shownya Raisa, Tomorrow People Ensamble, Dikta Project, Barasuara, Glenn Fredly, TND, dan Tokyo Ska Paradise. Cerita ketika nonton Raisa tampil adalah gue gak nonton dari awal. Gue baru sampai di stagenya saat pertengahan show. Dengan kebiasaan gue yang kayaknya susah dihapus, gue menyelinap diantara banyaknya penonton disitu supaya bisa melihat Raisa dengan lebih jelas. Tiba-tiba aja Afgan dateng dari back stage dan menyanyikan lagu Someday We’ll Know-nya New Radicals bareng sama Raisa. Ya, sesuai dugaan, penonton-penonton cewe pun berteriak-teriak histeris ketika Raisa menyanyikan lagu Percayalah bareng Afgan. Berlanjut ketika gue menyaksikan shownya TPE. Komposisi jazz kelas atas disajikan oleh keempat personilnya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Mereka sangat pro di instrumentnya masing-masing. Sang leader, Nikita Dompas, dan sang keyboardis, Adra Karim, bahkan menjadi juri di ajang MLD Jazz Project Audition. Lalu berlanjut ke penampilan Dikta Project. Seperti kita tau, Dikta adalah vokalis Yovie n Nuno yang sangat diidolakan para cewe. Dan ketika selesai manggung, puluhan cewe langsung menuju backstage supaya bisa berfoto bareng sama Dikta. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan Barasuara yang pecah sekali. Penontonnya ramai sampai jarak yang cukup jauh dari panggung. Sang frontman, Iga Massardi, sempat berkata di jeda pergantian lagu, Terima kasih buat kalian yang nonton show kami disini. Gue gak nyangka penontonnya bakal serame ini. Gue mikirnya bakal lebih rame lagi malah’. Konsep unik Barasuara di show mereka kali ini adalah pertukaran kostum setiap personilnya. Kemudian gue sempat menonton Glenn Fredly. Dengan gaya nyeleneh’, Glenn sesekali mengobrol dengan penonton di jeda pergantian lagu. Kualitas sound, tata cahaya, dan kemegahan panggung yang ada menghipnotis penonton yang hadir saat itu. Ditambah dengan suara Glenn yang khas dan lagu-lagu andalannya, gue sangat puas menonton Jong Ambon satu ini. Kemudian gue juga menyaksikan duet Tommy Pratomo dan Dimas Pradipta yang tergabung dalam TND. Dengan diproduseri oleh Barry Likumahuwa, duet mereka menyajikan jazz funk yang kental ketika tampil. Gue pun sempat meminta tanda tangan mereka di CD TND yang baru aja gue beli. Di hari kedua, gue sempat menyaksikan penampilan Bass G & Co, Barry Likumahuwa Experiment, Dewa Budjana, Endah n Rhesa, Indro Hardjodikoro, White Shoes & The Couples Company, dan Isyana. Di malam Minggu seperti hari itu, suasana sangat ramai dan lebih banyak pengunjung dibanding dengan hari Jumat. Keramaian pengunjung juga berdampak ke penjualan product di stand beverages tempat divisi gue bertugas. Di samping itu, gue bertemu dengan lebih banyak musisi dan artis di hari Sabtu itu. Tentu kesempatan langka itu tidak gue sia-siakan. Gue pun sempat berfoto dengan beberapa musisi yang gue temui. Kemudian, gue sangat menikmati ketika BLE tampil di atas panggung. Mereka membawakan lagu-lagu dengan beat dan melody yang memanjakan telinga. Tak heran jika Glenn Fredly dan Adib Hidayat sempat memuji lagu-lagu mereka. Kemudian gue menonton penampilan dari Dewa Budjana. Penontonnya sangat ramai hingga gue harus secara bertahap supaya bisa menyaksikannya dari dekat. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung salah satu maestro gitar Indonesia beraksi? Ditambah lagi dengan penampilan luar biasa Echa Soemantri yang membuat gue gabisa berkata apa-apa lagi. Penampilan White Shoes juga sangat ditunggu-tunggu dengan bukti banyaknya penonton yang menyaksikan mereka tampil di atas panggung. Di penampilan terakhir hari Sabtu, gue menyaksikan Isyana secara langsung. Membawakan lagu-lagu hits dan beberapa lagu cover, Isyana sukses menutup malam Minggu pertama Maret 2016. Dan di hari penutup, gue menyaksikan penampilan dari Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo, mp3trio, Andien, Marcell, Teza Sumendra, Tompi, Regina, MLD Jazz Project, Candy Dulfer, EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari, Andre Hehanusa, dan Hiatus Kaiyote. Penampilan pertama yang gue saksikan di hari terkhir JJF 2016 adalah Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo yang membawakan lagu-lagu lawas Indonesia dari tahun 60an dan 70an dengan balutan melodi-melodi jazz yang kental. Mereka juga diiringi oleh Ron King Sextet yang pada hari sebelumnya sudah tampil di JJF 2016. Kemudian ada juga penampilan beberapa penyanyi Indonesia dengan tema Indonesian Duets’ yang membawakan lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. Beberapa penyanyi yang tampil adalah Andien, Tompi, Regina Ivanova, Teza Sumendra, Marcell, dan Dira Sugandi. Itu adalah salah satu penampilan terbaik yang gue lihat di JJF 2016. Dengan arransemen dari Nikita Dompas, lagu-lagu duet hits Indonesia menjadi lebih elegan’ dan memuaskan para penonton yang hadir. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan saxophonist wanita Candy Dulfer. Uniknya, di tengah penampilannya, Candy menarikan Tari Poco-Poco dengan sangat bersemangat. Penonton pun bertepuk tangan antusias. Ada satu lagu khusus yang dibawakan dan diciptakan Candy untuk idolanya, Miles Davis, dengan judul 2 Miles’. Andre Hehanusa memuaskan dahaga penonton JJF yang sudah cukup dewasa dengan lagu-lagu andalannya. Dengan penampilan penuh energi dan suara yang tiada duanya, Om Andre menutup pegelaran Java Jazz Festival 2016 dengan manis. Ada sedikit rasa sedih yang gue rasakan karena tiga hari pergelaran festival jazz terbesar di Asia ini harus usai. Terlalu banyak kisah dan cerita yang gue alami disini. Bertemu dengan banyak orang, banyak musisi, belajar memanajemen waktu, perjuangan berjalan dari satu stage ke stage yang lain, dan lelahnya badan ketika malam tiba. Ya itulah sedikit cerita gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016. Kebanyakan gue hanya menulis sukanya aja selama tiga hari acara disana. Padahal fisik juga lelah dan capek banget sampe gue masuk angin juga. Tapi semuanya terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa yang gak bakal terlupakan. Sampai jumpa tahun depan!! Ini adalah beberapa musisi dan artis yang gue temui selama tiga hari pergelaran Java Jazz Festival 2016 Barry Likumahuwa, Benny Likumahuwa, Adinda Shalahita, Sheryl Sheinafia, Fita Anggraini, Bens Leo, Jessilardus Mates, Arie Keriting, Gamaliel, Ariel Nidji’, Rayi Putra, Haris Pranowo, Joshua Kunze, Tommy Pratomo, Lala Karmela, Marco Steffiano, Nino Kayam, Endah Widiastuti, Indro Hardjodikoro, Didiet violin’, Yandi Andaputra, Ade Avery, Elfa Zulham, Iga Massardi, Yura Yunita, Dika Chasmala, Echa Soemantri, Dimas Wibisana, Jordy Waelauruw, Marthin Siahaan, Ivan Alidiyan, Arina Ephipania, Ananda Badudu, Tohpati, Nikita Dompas, Rafi The Beat’, Rayendra Sunito, Indra Perkasa, Richard Hutapea, Adra Karim, Dimas Pradipta, Rhesa Aditya, Rick Karnadi, Barsena Bestandhi, Sahira Anjani, Gerald Situmorang, Tatjana Saphira, Pradikta Wicaksono, Eva Celia, Cabrini Asteriska, Puti Chitara, TJ Kusuma, Albert Fakdawer, Ray Monte, Gadis V. w/ Echa Soemantri w/ Gerald Situmorang w/ Arina 'Mocca' Ephipania w/ Tohpati w/ Eva Celia Dewa Budjana on stage Raisa ft Afgan on stage Candy Dulfer on stage Tompi ft Regina on stage EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari Glenn Fredly & The Bakuucakar Barry Likumahuwa Experiment JAKARTA, - BNI Java Jazz Festival 2023 hari ketiga siap digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu 4/6/2023. Meski tanpa special guest, para penampil di hari ketiga Java Jazz tahun ini tak kalah seru. Ada Mahalini, Rizky Febian hingga Lyodra yang siap tampil di panggung hari ini. Berikut daftar lineup penampil di Java Jazz Festival 2023 hari ketigaBlibli Hall Nonaria feat. Tetty Kadi Bilal Indrajaya Anthonio Sanchez Makaya Mcraven BNI Hall Ariel feat. BCL Java Jazz Festival merupakan festival musik jaz terbesar yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2005. Penyelenggaraannya yang konsisten berlangsung hingga saat ini, tidak terlepas dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Putri Annika, contohnya. Sepuluh tahun yang lalu, Putri menjadi bagian dalam perhelatan festival musik jaz terbesar di Asia Tenggara sebagai volunter dan saat ini ia menjadi kru Java Jazz Festival. Walaupun menjadi sukarelawan, tetapi hal itu tidak membuat Putri bekerja malas-malasan. Semangat kerja yang luar biasa menjadikan Putri sebagai orang yang selalu terlibat dalam perhelatan Java Jazz yakni sebagai asisten koordinator artis internasional. Kepada kami, Putri, pada Senin 24/2/2020 menceritakan pengalaman pertama kali terlibat dalam Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran. “Tahun 2010 aku mulai gabung menjadi volunter Java Jazz karena jadwal kuliah yang longgar, sehingga mulai mencari aktivitas lain,” ujarnya. Ia menambahkan, informasi dibutuhkan volunter Java Jazz ia dapatkan dari broadcast di Blackberry miliknya. Sama dengan proses pemilihan volunter pada umumnya, Putri juga mengikuti tahap wawancara. Selain ingin mencari kegiatan yang ia sukai, Putri juga merupakan penikmat dan penonton java jazz yang tidak pernah absen. Turut andil dalam Java Jazz Festival merupakan bentuk apresiasi Putri terhadap kerja keras orang dibalik suksesnya Java Jazz Festival. Menurut Putri, mereka yang terlibat di balik kesuksesan Java Jazz sudah bekerja maksimal dan profesional. Hal tersebut juga menjadi motivasi bagi Putri untuk melakukan hal yang sama ketika memilih bergabung dalam Java Jazz Festival. Putri memberikan tips kepada anak muda yang ingin menjadi volunteer Java Jazz. Ia menceritakan tantangan menjadi volunter festival terbesar di Asia Tenggara yang menurutnya tidaklah mudah. “Jam kerjanya itu luar biasa. Karena ternyata menjadi volunter aja enggak mudah. Harus datang sebelum penonton dan pulang setelah venue sepi merupakan tantangan menjadi orang dibalik Java Jazz ini,” tegasnya. Saat menjadi volunter, Putri lebih sering merasakan suka ketimbang duka. Pengalaman yang berbeda setiap saat dan menjadi pembelajaran baru merupakan memori yang lebih dulu ia ingat ketika ditanya suka dan duka menjadi volunter perhelatan musik jaz tersebut. Banyaknya pihak yang ingin turut andil dalam memajukan Java Jazz Festival membuat proses pemilihan volunter juga diperketat. Jika kebutuhan volunter Java Jazz sudah tersebar di berbagai platform, dalam sekejap ribuan pelamar memenuhi web Java Jazz. Putri yang juga terlibat dalam divisi talent membagikan tips kepada anak muda yang ingin bergabung menjadi volunter Java Jazz. “Ketika kalian daftar di web, please do it seriously!. Karena hal itu menentukan layer selanjutnya,” katanya memberi saran. Selain itu, mengutarakan alasan keterlibatan menjadi faktor yang penting bagi timnya karena tim dia yang menyeleksi untuk memilih volunter. “Kami pengen orang yang bergabung secara sadar ingin kerja bareng, bukan hanya ikut-ikutan teman,” tambahnya. Pengalaman yang banyak ketika menjadi volunter di Java Jazz Production membawa Putri menjadi orang yang selalu terlibat dalam Java jazz Festival seperti saat ini. Dari yang sebelumnya menjadi volunter di bagian stage, LO liasion officer atau penghubung, hingga hotel pernah digeluti Putri. “Semua hal aku dipelajari. Ketika diberi kepercayaan lebih menjadi koordinator, itu menjadi peluang terbuka menjadi kru Java Jazz,” jelas Putri. Putri Annika membagikan perspektif perbedaan konser dan festival musik. Selain membahas mengenai pengalaman menjadi bagian di Java Jazz, ia juga berbagi sudut pandang mengenai perbedaan festival dengan konser. Menurutnya konser dan festival jelaslah berbeda. “Kalau konser biasanya kami cuma ngurusin satu artis aja dan memenuhi keinginan artis tersebut. Namun, kalau festival kami ngurusin banyak artis dan tidak semua keinginan bisa dipenuhi. Dibutuhkan pemahaman dan kerja sama kedua belah pihak dalam hal pemenuhan keinginan. Selain itu kalau di Java Jazz Festival sendiri kita enggak bisa cek sound, tapi kalau di konser pasti hal itu ada,” katanya lagi panjang-lebar. Putri berharap Java Jazz yang memasuki tahun ke 16 ini lebih sukses dan lebih besar. “Mudah-mudahan Java Jazz menjadi platform untuk musik dan performance terutama jaz yang diandalkan di Indonesia, terutama Asia Tenggara. Dan terus lebih besar lagi dan lebih sukses lagi,” harapnya. Video wawancaranya juga dapat ditonton di Youtube Kompas Muda. Reporter Nur Kamilah, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta Fotografer Bryan Kenneth, mahasiswa Jurusan Teknnik Informatika Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang

pengalaman volunteer java jazz